Sewa Sound system, tenda / terop, meja, kursi, peralatan makan, panggung, karpet, taman indoor, piring, sendok, kipas angin, ac, diesel, asesoris

Sewa Panggung & Lighting untuk Acara Malam: Apa yang Perlu Diketahui (Biar Acaramu Makin Glowing)

Kalau kamu lagi nyiapin acara malam—entah itu pesta pernikahan, konser mini, launching produk, atau hajatan keluarga yang vibe-nya pengen naik kelas—pertanyaan paling sering muncul pasti: “Oke, panggung dan lighting-nya mau gimana nih?”

Dan jujur aja, acara malam punya tantangan beda level dibanding siang hari. Di siang hari, kamu masih bisa ngandelin cahaya matahari. Tapi di malam hari? Lighting is the main character! Tanpa pencahayaan yang pas, panggung yang megah pun bisa kelihatan flat, kusam, bahkan gagal dramatis.

Nah, lewat artikel ini, kita bakal bahas all you need to know sebelum sewa panggung & lighting untuk acara malam—mulai dari jenis panggung, macam-macam lighting, kebutuhan listrik, faktor safety, hingga tips biar hasilnya nggak cuma terang, tapi premium dan Instagrammable.

Siapin kopi (atau teh), karena panduan ini lengkap dan bakal bantu kamu biar paham sebelum ngobrol sama vendor. Biar diskusinya nyambung, realistis, dan hasilnya sesuai bayanganmu!


1. Tentukan Dulu, Panggung Kamu Tipenya Apa?

Sebelum nyentuh lighting, kamu harus paham panggungnya dulu. Karena panggung bukan sekadar tempat orang berdiri. Ada struktur, modul, ketinggian, kekuatan beban, bahkan akses crew yang semuanya ngaruh ke setup dan jenis lighting yang aman.

Macam-macam Panggung yang Biasa Disewakan

a. Panggung Indoor (di Gedung)

Biasanya pakai sistem modular dengan permukaan yang rata dan solid. Ketinggian panggung indoor rata-rata 20–40 cm untuk wedding, bisa 60–100 cm untuk konser/MC yang butuh visibility tinggi.

Kenapa ini cocok buat malam di gedung?
Karena gedung udah suportif soal angin, hujan, dan power listrik biasanya stabil. Tinggal pastikan lantainya padded dan beban nggak over sesuai aturan venue.

b. Panggung Semi Outdoor (Bawah Tenda, Halaman Rumah)

Sering dipakai untuk wedding di rumah atau acara keluarga. Modular stage tetap, tapi banyak tambahan kayak tenda di atas, background dekor besar, atau side wing tempat speaker/alat musik.

Tantangan panggung malam di rumah:
Lighting harus diatur biar nggak silau ke mata tamu, tapi tetap terang. Plus, power supply rumah biasanya terbatas. Kita bahas detail di poin listrik nanti ya.

c. Panggung Outdoor (Lapangan, Taman, Pantai)

Modular tapi biasanya lebih tinggi (min 40–120 cm), dan wajib pakai canopy/tenda rigging untuk support lampu di atasnya.

Tantangan acara malam outdoor:
Angin kencang, kondisi tanah nggak selalu rata, listrik nggak stabil, dan wajib ada jalur kabel yang aman biar nggak kecantol tamu.


Tips Memilih Panggung Malam Berdasarkan Skala Acaramu

  • Wedding di gedung: cukup 20–40 cm height, fokus lighting ambience & dekor point light.

  • Wedding di rumah bawah tenda: 20–60 cm height, pilih rig yang bisa dipasang di truss tenda.

  • Konser mini / event musik: 60–120 cm height biar kelihatan dari jauh, lighting fokus spot & dynamic.

  • Event brand / launching: stage 40–80 cm, lighting mix professional + mood colors.

Intinya: Pangggung yang bagus malam hari = yang kelihatan jelas dari semua sudut, kuat, rapi, dan punya support truss/rigging yang aman kalau mau pasang banyak lampu.


2. Lighting untuk Acara Malam Itu Nggak Cuma “Lampu Warna-Warni”

Ini kesalahpahaman yang paling sering terjadi. Banyak klien mikir lighting = cuma lampu disko. Padahal, lighting untuk event malam itu ilmunya banyak, dan tiap jenis punya fungsi masing-masing.

Jenis Lighting yang Common untuk Acara Malam

a. PAR LED Light (Ambience & Mood)

Lampu LED yang bisa ganti warna, hemat listrik, warnanya halus di kamera. Cocok banget untuk wedding, panggung band, dekor pintu masuk, backdrop pelaminan.

Fungsinya malam hari: bikin suasana warna ambience ruangan tetap aesthetic dan nggak lebay terang.

b. Moving Head (Dynamic & Dramatis)

Lampu yang bisa gerak, bikin beam garis cahaya ke udara. Ini scene creator yang bikin acara terasa “wah” dengan gerak cahaya yang menari.

Fungsinya malam hari: cocok untuk sesi dance, band performance, grand entrance biar feel-nya cinematic.

c. Follow Spot (Lampu Kejar / Fokus ke Orang)

Lampu super terang, biasanya manual dipegang operator. Dipakai untuk highlight MC, pengantin, vokalis, atau performer utama.

Fungsinya malam hari: biar semua mata tertuju ke orang yang lagi spotlight moment.

d. LED Bar / Wall Washer (Backlight & Background Glow)

Lampu LED panjang untuk cuci dinding/background. Cocok banget di bawah backdrop besar. Bayangannya mulus di kamera.

Fungsinya malam hari: bikin background panggung nggak gelap dan kelihatan “glowing layer.”

e. String Light / Festoon (Lampu Bohlam Gantung)

Banyak dipakai di wedding outdoor. Warm tone, intimate vibe, romantis, vintage feel.

Fungsinya malam hari: bikin area outdoor yang gelap terasa hangat dan homey.

f. Strobe Light (Efek Flash)

Dipakai untuk efek flash cepat saat beat musik. Jangan kebanyakan karena bisa bikin mata capek.

Fungsinya malam hari: untuk drop moment musik biar feel beat-nya berasa explode.


Komposisi Lighting Ideal untuk Berbagai Event Malam

Event Komposisi Rekomen
Wedding Gedung PAR LED + LED Bar + Follow Spot (soft elegant)
Wedding Rumah/Tenda PAR LED + Moving Head + Follow Spot + String Light (kalau area gelap)
Konser/Band Mini Moving Head + Strobe + PAR LED + Follow Spot + LED Bar
Event Brand PAR LED + Moving Head smooth + LED Bar + Accent light dekor
Outdoor Garden Wedding String Light + PAR LED soft + Follow Spot + 2-4 Moving Head halus

Kunci malam: variasi lampu biar level terang dan layer visualnya kaya. Lighting harus keliatan, tapi tetap enak di mata.


3. Listrik: Jangan Sampai Keburu Gelap Duluan

Nah, ini yang jadi jantung acara malam. Kamu bisa punya panggung setinggi langit, lighting sekomplek konser internasioal, tapi kalau listriknya kecil? Ya bye dramatic effect.

Rincian Power Consumption Lighting (General Estimation)

Lighting Konsumsi Listrik (Per Unit)
PAR LED ± 50–100 watt
Moving Head ± 150–350 watt
Follow Spot ± 300–1000 watt
LED Bar / Washer ± 20–50 watt
String Light per 10m ± 60–100 watt
Strobe ± 200–500 watt

Kapan Kamu Butuh Genset?

  • Listrik venue < 5000 watt: wajib pertimbangkan genset

  • Banyak follow spot, moving head 6+ unit: kemungkinan nggak cukup tanpa genset

  • Outdoor tanpa sumber listrik khusus: udah pasti butuh genset

  • Rumah pakai AC + dekor + lighting + soundsystem barengan: sering trip & breaker drop

Tips: selalu tanya kapasitas maksimal venue, dan pastikan ada jalur listrik khusus untuk vendor (jangan nebeng ke jalur ruangan VIP atau dapur venue!).

Kalau venue cuma 2.200–3.500 watt (kayak rumah), sementara kamu mau setup panggung band + 4 moving head + 1 follow spot + 12 PAR LED + soundsystem? 99% breaker rumah akan trip. Jalan keluarnya: genset minimal 7.500–10.000 watt, dedicated untuk panggung dan ILU (Image, Lighting, Audio).

Selain itu, penggunaan kabel roll panjang di rumah atau outdoor juga memengaruhi drop voltage. Kalau kabelnya terlalu panjang dan nggak sesuai spek, lampu bisa ngedim sendiri karena daya turun. Pastikan vendor pakai kabel berkualitas sesuai standar event malam.

Kalau acara kamu sifatnya outdoor di lapangan, kamu bahkan harus siap genset cadangan. Kenapa? Karena malam, kalau power drop 5 menit aja, feel acara langsung turun, panik, dan bisa ganggu rundown. Jadi jangan anggap remeh power planning.


4. Truss & Rigging: Kalau Lampu Diangkat, Jangan Lupa Disangga

Lighting malam yang dramatis paling keren kalau dipasang menggantung di atas panggung. Tapi untuk itu kamu butuh truss dan sistem rigging yang aman.

Jenis Truss

  • Mini truss: untuk wedding kecil (bawah tenda / indoor)

  • Box truss: untuk panggung besar, lebih kuat untuk banyak lampu

  • Tower truss: untuk panggung outdoor tinggi

Yang harus dicek:
✅ Kuat beban angkat (weight load)
✅ Stabil (kalau outdoor wajib ada sandbag / counterweight)
✅ Tinggi cukup biar beam lampu nggak ke kepala tamu langsung
✅ Jalur kabel rapih diikat pakai cable ties & jalur gantung

Di acara malam, truss bukan cuma “tiang besi,” tapi penopang visual drama kamu. Kalau truss goyang, lampu bisa bergetar di kamera, bahkan bahaya. Pastikan vendormu paham detail rigging, sandbagging, dan balancing.

Kamu juga perlu memastikan posisi truss nggak ganggu dekor. Banyak kasus floor plan udah cakep, backdrop gede, tapi begitu truss keburu berdiri, malah nutup ornamen dekor yang udah mahal. Ini penting dibahas pas briefing.


5. Dekor, Venue, dan Lighting Itu Trio yang Nggak Boleh Egois

Banyak orang mikir pencahayaan itu tugas lighting crew saja. Salah! Malam hari, dekor, venue, dan lighting itu satu sistem.

Hal yang Perlu Koordinasi

  • Warna dinding venue → ngaruh ke pantulan warna lampu

  • Material gate dekor → ngaruh ke arah tembak backlight

  • Tinggi backdrop → ngaruh ke posisi truss & follow spot

  • Sudut spotlight Moment → jangan silau ke area makan tamu

  • Kabel jangan terlihat di area foto pengantin

Kalau dekor kamu pakai bahan glossy atau kain tipis, warna lampu akan menyerap atau malah memantul terlalu kuat. Solusinya, vendor sering pakai diffuser atau intensitas lampu diatur via DMX controller biar nggak overexposed di foto.

Di garden wedding, warna hijau gelap dedaunan butuh accent light biar nggak mati di kamera. Sementara di gedung gelap, kamu butuh backlight tambahan biar panggung nggak “ngeblend” sama venue. Intinya, lighting harus adaptif, bukan asal tembak.


6. Safety First: Malam = Banyak Kabel, Banyak Risiko

Acara malam identik sama kabel panjang, instalasi listrik, dan lampu yang panas (non-LED). Jadi pastikan:

  • Pakai kabel sesuai spek daya

  • Ada cable ramp kalau kabel lewat jalur orang jalan

  • Lampu panas jauh dari kain & dekor

  • Ada MCB pengaman khusus vendor

  • Genset ditempatkan di area bisingnya aman, asapnya nggak ke tamu

  • Operator standby sampai acara selesai

Kabel yang kurang aman bukan cuma bikin acara trip, tapi bisa bikin orang kesandung, lighting downtime, bahkan merusak alat. Crew profesional biasanya pakai cable ramp/tutup karet di area lintasan. Jangan skip ini demi hemat dikit.

Selain itu, panas dari lampu follow spot klasik bisa tembus 300°C di output lens. Kalau jaraknya mepet kain backdrop? Bisa gosong! Pastikan jaraknya minimal 1–2 meter dari material dekor, atau kamu bisa minta pakai LED follow spot biar lebih aman.

Perlu juga ada fire extinguisher dekat area genset, terutama kalau acara berlangsung lama. Safety meeting 5 menit di awal setup ngebantu banget menghindari kejadian nggak diinginkan.


7. Operator & Controller: Bukan Sekadar Lampunya, Tapi Siapa yang Ngatur

Lampu event malam biasanya dikontrol pakai DMX controller atau software lighting. Operator menentukan:

  • kapan lampu menyala, gerak, follow moment, change color

  • intensitas biar nggak silau & tetap cakep di kamera

  • efek biar sesuai alur musik / rundown

Pro tip:
Acara malam yang bagus = operator lighting yang ngerti rundown acara, bukan cuma ngerti tombol.

Kalau operatornya asal jalanin efek disko padahal acaranya intimate wedding? Suasana bisa weird. Kalau operator paham momen (akad, speech, first dance), dia tahu kapan spotlight dipake, kapan ambience lighting dimainin, kapan moving head “diem biar elegan.” Ini skill!

Diskusikan juga apakah vendor pakai DMX software seperti QLC+ atau Daslight (yang lebih fleksibel untuk dynamic show), atau mini DMX controller. Untuk acara hero moment seperti first dance atau pintu masuk pengantin, software DMX sering lebih smooth.


Checklist Kilat Sebelum Sewa Lighting & Panggung Malam

  1. Acaranya indoor, rumah bawah tenda, atau full outdoor?

  2. Stage height sesuai view tamu atau nggak?

  3. Listrik venue aman atau harus genset?

  4. Truss stabil dan kuat angkat?

  5. Ada cable ramp kalau kabel lewat jalur orang?

  6. Komposisi lampu udah layered sesuai skala event?

  7. Operator lighting paham rundown acara?

  8. Lampu panas aman dari dekor?

  9. Ada jalur listrik khusus vendor?

  10. Genset bising/asapnya aman ke tamu?


Budgeting Tip: Jangan Salah Prioritas dan Keliru Hemat

  • Hemat di lighting? Foto & video bisa gagal mewah

  • Hemat di truss/rig? Bahaya & lampu goyang di kamera

  • Hemat di operator? Efek lampu bisa nggak matching acara

  • Hemat di genset? Acaramu bisa keburu gelap 🤡

Kalau budget terbatas, kamu bisa:

✅ Kurangi jumlah lampu moving head, tapi pertahankan ambience PAR LED dan 1 follow spot
✅ Pilih LED follow spot biar hemat daya dan otomatis nggak perlu genset gede
✅ Fokus di 1–2 titik dekor untuk accent light, jangan semua area
✅ Pilih stage modular yang efisien dan nggak over tinggi


Flow Setup Ideal Timeline untuk Acara Malam

Waktu Tugas
-6 jam Setup panggung & truss
-5 jam Instalasi lighting & kabel
-3 jam Finishing dekor stage
-2 jam Testing lighting & cue rundown
-1 jam Recheck safety & MCB genset
Event start Operator live standby sampai selesai

Kalau venue profesional? Biasanya pakai aturan jam setup sendiri. Tapi kalau di rumah atau outdoor, timeline di atas aman biar testing-nya nggak mepet. 

Acara malam itu seperti panggung teater—tanpa cahaya, semuanya cuma siluet. Tapi dengan panggung yang kuat dan lighting yang pas, acara kamu bisa berubah jadi scene premium yang bikin semua orang bilang:

“Gila, kayak konser nih!”
atau
💡 “Hangat banget vibe-nyaaaa.”

Kalau kamu mau, aku juga bisa bantu buatin:

  • versi singkat 10 poin untuk brosur atau WA blast

  • script briefing ke klien biar lebih convince

  • estimasi lighting sesuai kapasitas venue kamu

Mau lanjut yang mana dulu? 😎 




      Tenda Suwur ada di SIDOARJO, dan SURABAYA
      WhatsAppWhatsApp